Cari Blog Ini

Jumat, 13 Juli 2012

Kenali Lebih Lanjut Diabetes Mellitus


Kencing manis atau Diabetes Mellitus, merupakan suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada organ pancreas dalam memproduksi insulin untuk menstabilkan kadar gula darah dalam tubuh, juga bisa disebabkan kelainan metabolis yang disebabkan banyak faktor, dengan simtoma  berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Penyebab utamanya dikarenakan kerusakan pada sel pancreas yang tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk menstabilkan gula darah,sehingga kadar gula dalam darah meningkat, juga tidak berfungsinya hormon insulin dalam penyerapan gula.
Dimana gaya hidup dengan mengkonsumsi makanan karbohidrat dalam jumlah yang tinggi, kelebihan berat badan (obesitas), kurangnya aktivitas olahraga, stress (depresi), dan juga kehamilan., merupakan beberapa penyebab Diabetes Mellitus ini.
Diabetes Mellitus dapat diklasifikasikan beberapa tipe sebagai berikut :
1.  Diabetes tipe 1  (Insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM)
Diabetes terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin. IDDM sendiri dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit mulai diderita. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga).
2.  Diabetes tipe 2   (non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM)
Diabetes terjadi karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada disfungsi sel. Resistansi sel terhadap insulin terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin yang menekan penyerapan glukosa, namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati.
Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Namun dapat diatasi dengan obat anti diabetes untuk meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa. Diabetes tipe 2, awalnya diobati dengan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan pengurangan berat badan, dimana dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin
3.  Diabetes gestasional,
Diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan. Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan, dimana bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. Tipe ini dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.
Meskipun bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan.
4.  Kanker Pankreas
Penyakit ini jauh lebih berat dari pada diabetes tipe 1. Dimana pankreas bukan saja rusak tapi sudah mengalami kanker. Kanker pankreas seringkali diawali dengan diabetes tipe 1. Tipe diabetes yang paling sulit disembuhkan adalah Diabetes tipe 1 dan Diabetes disebabkan Kanker Pankreas.
Adapun gejala-gejala awal pada Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut :
-          Sering buang air dan dalam jumlah yang banyak,  pada siang dan malam hari.
-          Rasa lapar yang berlebihan, dan keinginan untuk makan besar.
-          Berat badan menurun terus, meskipun makan dan nafsu makan ada.
-          Badan cepat terasa lelah dan lesu
-          Luka yang susah sembuh dan kering, infeksi pada kulit dan juga gatal-gatal.
-          Kesemutan atau mati rasa disekitar kaki.
Apabila terdapat beberapa gejala seperti di atas, dianjurkan untuk segera mengukur dan mengecek kadar gula darah supaya segera diketahui . Karena jika dibiarkan dan tidak segera diobati dalam waktu cepat, maka akan menyebabkan  dan memicu berbagai komplikasi kronis :
  • gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan,
  • gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal
  • gangguan kardiovaskular,
  • gangguan pada system saraf hingga disfungsi saraf autonomy.
  • Gangguan pada disfungsi seksual.
  • rentan terhadap infeksi, sehingga berujung pada amputasi.
Sering juga kita mendengar yang namanya jika kadar gula ini sudah terlalu tinggi, jika terdapat luka di bagian mana saja, apabila dalam kurun waktu yang lumayan lama tidak bisa sembuh, sampai mengakibatkan terjadinya infeksi sampai luka tersebut terbuka dan pada satu waktu akhirnya luka tersebut sudah menyebar ke bagian lainnya sampai akhirnya harus diamputasi.
Resiko terkena Diabetes ini sendiri juga salah satunya factor keturunan, dimana ada riwayat salah satu anggota keluarga pengidap diabetes. Disamping itu tentunya pola makanan yang tidak seimbang dalam gizi (tidak sehat), kegemukan (obesitas), tekanan darah tinggi, juga merupakan faktor lainnya,
Berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusak pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol cenderung menyebabkan kadar zat lemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes. Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka.
Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan pada retina mata (retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal bisa menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa).
Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah. Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan.
Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meradakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian harus dilakukan amputasi.
Tips :
  • Apabila mengalami kegemukan, lakukan olahraga yang teratur dan rutin supaya dapat menurunkan berat badan secara berkala.
  • Hindari konsumsi gula yang berlebihan, apabila Anda termasuk penggemar kopi atau teh manis, dianjurkan untuk mengganti gula dengan gula jagung.
  • Hindari juga konsumsi makanan berkarbohidrat tinggi yang berlebihan (seperti beras, bakmi, roti)
  • Bagi yang berumur 40 tahun keatas, dianjurkan periksakan rutin kadar gula darah anda ke dokter.
                                 
                                           ^^  Mencegah lebih baik daripada Mengobati ^^          

Tidak ada komentar: